Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menunjukkan komitmennya dalam mendorong inovasi teknologi melalui peluncuran Konsorsium Riset Teknologi Industri Pertanian berbasis Smart Technology dan Artificial Intelligence (AI). Langkah ini merupakan bagian dari upaya strategis untuk memperkuat sektor pertanian Indonesia dengan memanfaatkan teknologi canggih guna mencapai ketahanan pangan nasional.
Kolaborasi Strategis Lintas Institusi
Konsorsium ini terbentuk atas kerja sama antara ITS dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Udayana, Universitas Prasetiya Mulya, dan Ehime University dari Jepang. Melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU), kolaborasi ini akan berlangsung selama lima tahun dan dievaluasi secara berkala untuk memastikan efektivitas dan dampak nyata dari riset yang dilakukan.
Rektor ITS, Prof. Ir. Bambang Pramujati, ST., MSc Eng., Ph.D., menyatakan bahwa kolaborasi ini merupakan langkah strategis jangka panjang yang diharapkan mampu menghadirkan terobosan nyata, khususnya dalam sektor pertanian dan ketahanan pangan. Ia menekankan bahwa Indonesia, sebagai salah satu negara dengan tingkat impor pangan tinggi, memiliki potensi besar yang perlu dikembangkan melalui pemanfaatan teknologi.
Fokus pada Pertanian Presisi dan Teknologi Cerdas
Kepala Pusat Studi Kecerdasan Artifisial dan Teknologi Digital Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM) ITS, Prof. Dr. I Ketut Eddy Purnama, ST., MT., menjelaskan bahwa pembentukan konsorsium ini merupakan bagian dari upaya nasional dalam menyikapi tantangan ketahanan pangan dengan pendekatan teknologi cerdas. Mengusung prinsip Food-Water-Energy Nexus, pengembangan pertanian diharapkan terintegrasi dengan pemanfaatan air dan energi.
Salah satu aspek penting dari konsorsium ini adalah pengembangan pertanian presisi berbasis AI dan Internet of Things (IoT). Teknologi ini memungkinkan pemantauan dan pengelolaan lahan pertanian secara real-time, sehingga meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Selain itu, konsorsium juga mengeksplorasi pemanfaatan limbah biomassa sebagai sumber energi terbarukan, penguatan sistem asuransi pertanian berbasis data sains, serta pembentukan program pendidikan pascasarjana dan pertukaran mahasiswa antarnegara untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di bidang ini.
Dampak Positif bagi Ketahanan Pangan Nasional
Inisiatif ini sejalan dengan upaya pemerintah Indonesia dalam mencapai ketahanan pangan nasional. Dengan memanfaatkan teknologi canggih, sektor pertanian diharapkan mampu meningkatkan produksi, efisiensi, dan keberlanjutan. Kolaborasi antara institusi pendidikan, lembaga riset, dan mitra internasional ini diharapkan dapat menghasilkan solusi inovatif yang dapat diimplementasikan secara luas di berbagai daerah di Indonesia.
Selain itu, pengembangan teknologi pertanian cerdas juga berpotensi membuka peluang ekonomi baru, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan petani. Dengan demikian, konsorsium ini tidak hanya berkontribusi pada sektor pertanian, tetapi juga pada pembangunan ekonomi nasional secara keseluruhan.
Kesimpulan
Peluncuran Konsorsium Teknologi Pertanian Cerdas Berbasis AI oleh ITS merupakan langkah nyata dalam mendorong transformasi sektor pertanian Indonesia. Melalui kolaborasi strategis dan pemanfaatan teknologi canggih, diharapkan sektor pertanian dapat menjadi lebih efisien, produktif, dan berkelanjutan, sehingga mendukung tercapainya ketahanan pangan nasional.
Posting Komentar